Wednesday, March 6, 2013

Kisah Misteri Bus Tengah Malam



KISMIS (Kisah Mistery)
Oleh: Risty al-Firdaus Zahara*



Bus tengah malam
Kalo saja bukan karena ibu sakit keras di Jakarta, mungkin aku tak akan mati-matian mengejar waktu dari Surabaya menuju Jakarta. Sepulang kuliah tadi sore, aku sempatkan mengemas beberapa barang seadanya yang bisa ku bawa di kostan. Ayah dan ibu sudah bercerai sejak aku lulus SMA. Aku dan 2 adikku ikut ibu di Jakarta. Karena tak ingin membebani ibu aku memilih kuliah swasta di Surabaya.
Malam itu terlihat sepi sekali. Rasanya tak perlu ke terminal untuk naik bus, selain jauh dari kostanku, juga biasanya ngetem lama. Jadi ku putuskan untuk menunggu di persimpangan jalan besar saja. Aku lirik jam ditanganku. 01:25. Tinggal satu atau dua pedagangan asongan yang menemaniku di sini.  5 menit berlalu, dan  mataku silau melihat sorot lampu besar dari sebuah bus menuju arahku.
“Ahh, akhirnya bus yang ditunggu datang juga” senyumku dalam hati.
Huup!
Segera aku melompat naik setelah pintu otomatis bus terbuka menyambutku. Aku mencari bangku dekat jendela untuk menyenderkan tubuhku yang lelah. Tapi, ada rasa aneh menyelimuti pikiranku. Semua penumpang bus ini tampak tertidur dengan wajah tertunduk.
“Mungkin mereka juga merasa lelah seperti diriku” mencoba sedikit menghibur diri.
Tak lama…
Aku tersentak ditengah lelapku oleh sosok pria yang menyentuh pundakku. Tangan itu begitu dingin menembus jaket kulitku. Mataku terlalu lelah melihat sekilas pria itu.
“ada apa mas ?”
“boleh saya duduk di sini” suara paraunya  terasa asing di pendengaranku. Aku membalas dengan anggukan.
“Dek, Jakarta masih jauh ya ?” pria itu kembali mengusik rasa kantukku.
“masih!”jawabku sedikit kesal.
“saya mau kasih tau dek. Hati-hati jika naik bus tengah malam” suara paraunya berbisik pelan.
Aku tak menggubrisnya. Tiba-tiba tercium bau sesuatu yang menyengat sampai membuat kantukku mendadak hilang. Aku menatap curiga dengan pria ini. Namun, Pria disebelahku sudah terlelap dengan tertunduk.
“pria yang aneh”gerutuku dalam hati.
Rasa penasaran membuatku mencari asal bau yang semakin lama semakin jelas. Ini seperti bau amis dan daging terbakar. Ku edarkan pandanganku ke sekeliling bus. Tak ada yang aneh. Hanya saja…. Apa itu ?. kenapa bus ini berasap ?.  lalu orang-orang itu, seketika mereka berteriak histeris dan sekarang mereka memiliki bentuk yang tak utuh. Ada sebagian tubuh yang terputus, rambut mereka menipis terkikis oleh api. Kenapa mereka? Apa yang terjadi disini?. Aku semakin tak mengerti. Aku beranjak dari tempat dudukku. Lalu dengan sisa keberanianku aku menengok sosok pria di sebelahku dan ternyata Ia sudah menatapku… tapi wajah itu … wajah yang sedang terbakar dan sebagian kulit itu meleleh berjatuhan dihadapanku. Aku terhenyak dan berlari menjauh darinya dan dari semua orang-orang aneh itu. Tak ada tempat aku untuk keluar dari sini. Bus dipenuhi asap hingga dadaku tersesak.  
“Toloooooooong ….”jari-jari yang terpanggang itu kini perlahan mendekatiku, dan….
“AAAAAAAARRRRGGGHHH……..!!”semua terasa gelap.
***
Mataku terbuka perlahan. Tampak samar ku lihat ramai orang bergerumul di depanku. Sekuat tenaga ku angkat tubuhku yang ternyata berada di pinggir sebuah jalan tandus.    Terdapat satu mobil polisi tengah menyelidiki yang terjadi .
“kamu sudah sadar. Jangan banyak bergerak dulu ya. Semalam kamu ditemukan pingsan di samping jembatan sungai itu”wanita itu menunjuk arah jembatan yang telah rusak dari arah belakangku.
“lalu kemana bus .. bus itu ?” benakku penuh tanya.
Tiba-tiba wanita itu menyerngitkan dahinya seperti ada sesuatu yang tersembunyi di balik ekspresinya.
“apa kamu menaiki bus soraya warna putih itu ?”
“iya, apa yang sebenarnya terjadi dengan bus itu ?”
“sebenarnya bus itu tak pernah beroperasi lagi sejak terjadi kecelakaan 5 tahun silam karena kesalahan sopir yang mabuk hingga menabrak jembatan sungai hingga akhirnya terbakar dan semua penumpang tak ada yang selamat”. Kemudian wanita itu berlalu dari pandanganku.
Tapi, seketika nafas ku terasa begitu sesak. Tubuhku kembali jatuh seperti ada yang menarikku keras dan aku melihat sesuatu di sebelahku tempat aku berbaring. Aku.. aku menatap sosok pria misterius itu tengah menatapku dengan bola mata berwarna putih sambil menyeringai dan seketika bola mata itu terlepas dengan darah kental menggelayut di wajahnya yang tak berdaging. Semua kembali gelap.


* Mahasiswi Pasca Sarjana, Fakultas Sastra Indonesia

1 comments: