Konsolidasi
Pendidikan dan Organisasi
Oleh : Ahmad Ribhatullah*
Oleh : Ahmad Ribhatullah*
Sedikit mengulas
tragedi yang terjadi dikalangan pelajar Indonesia di Mesir, atau lebih akrab di
telinga kita dengan sebutan MASISIR. Maka kita akan menemukan dua
paradigma atau sudut pandang yang berbeda dalam prioritas akademik dan
organisasi. Beranjak dari riset akan dua hal yang berbeda ini, maka saya
sebagai penulis akan mencoba mengkajinya berdasarkan pandangan pribadi. Sebagian
dari mereka terbuai dengan akademik lalu mengkesampingkan organisasi, begitu
juga sebaliknya. Namun tidak sedikit pula yang berhasil memperoleh keduanya
dalam tenggang waktu yang bersamaan.
Pendidikan merupakan
hal yang amat penting bagi kehidupan kita. Adapun pendidikan secara umum adalah
suatu proses pembukaan jendela mata kita guna melihat, meraba dan menjalani
kehidupan ini, sehingga penting halnya bagi kita untuk menjadi orang yang
terdidik. Pendidikan bisa kita dapatkan dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dengan pengetahuan yang tinggi kita bisa
menghidupi diri kita sendiri dan membantu masyarakat yang berada disekitar
kita.
Tidak dapat
dipungkiri, bahwasannya organisasi memegang peranan penting bagi ketangkasan
seorang mahasiswa. Organisasi dapat membentuk mental kita guna dapat
bersosialisasi lebih baik dengan masyarakat, membiasakan diri dalam melahirkan
ide-ide cemerlang untuk mempertahankan eksistensi organisasi yang kita geluti, memperkokoh
rasa tangung jawab dalam diri kita, mengajarkan kita menyatukan pendapat dari
sekian banyaknya pemikiran yang berbeda, dan masih banyak lagi nilai-nilai yang
bisa diperoleh apabila terjun ke dalam organisasi.
Bukan hal yang
luar biasa seorang mahasiswa dapat memperoleh nilai yang tinggi, karena fokus
mereka tidak terbagi. Mereka memiliki banyak waktu untuk memahami pelajaran, mencari
referensi-referensi yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, mengikuti pelajaran
tambahan dengan mencari seseorang untuk dijadikan guru baginya, mengulang
kembali materi yang dia dapatkan selepas mengikuti kelas di Kampus.
Dan bukan hal yang
bisa dibanggakan ketika seorang aktivis mampu membawa organisasinya pada titik
kejayaan. Mendapatkan pengakuan dari khalayak banyak bahwa organisasi yang dia
pegang bediri di atas organisasi-organisasi yang ada, namun disisi lain dia tidak
dapat mem-pertanggung jawabkan nilai kuliahnya sendiri.
Hal yang amat
membanggakan dan bisa kita jadikan panutan, apabila seorang aktivis dapat menjalankan organisasi yang dia geluti dengan
baik dan memperoleh nilai akademis yang memuaskan. Mempermudah dirinya dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari masyarakat dengan keluasan
wawasan dan pengetahuan yang ia miliki, menjadi pondasi kuat bagi suatu badan
dengan kemampuan organisasi yang dia miliki.
Adapun hal yang
kita perlukan untuk mewujudkan hasil maksimal dari keduanya adalah pemetaan
waktu yang bijak. Namun seringkali kita menemukan beberapa kendala dalam
pelaksanaannya, dan salah satu kendala yang amat populer dikalangan mahasiswa
di Mesir (MASISIR) yaitu dengan hilangnya semangat juang sehingga menimbulkan
rasa malas yang sulit ditangani.
Jika kendala ini
menyerang semangat kita dalam menjalani proses pendidikan, maka langkah pertama
yang bisa diambil adalah dengan memperbaharui kembali niat kita, membawa
pikiran kita pada masa lalu dimana kedua orang tua kita melepas untuk menuntut
ilmu diiringi dengan air mata, menyodorkan harapan-harapan mereka agar kelak
kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi diri kita (secara khusus) dan
bagi orang lain (secara umum). Jangan biarkan orang tua kita meneteskkan air
mata kekecewaan (yang mengalir akibat ke-tidak berhasilan kita dalam memenuhi
harapan mereka) saat menyambut kita setelah sekian lama berpisah dengannya, akan
tetapi teteskanlah air mata kebahagiaan dengan mengetahui bahwa kita sebagai
anak telah mampu memenuhi harapan mereka dengan baik.
Apabila langkah
ini belum berhasil memecahkan kendala yang kita alami, maka kita bisa mengambil
langkah kedua yaitu; dengan menghitung banyaknya kerugian yang kita dapat apabila
kita terlalu lama terbujuk dengan rasa malas yang menimpa. Adapun caranya dengan
mencoba menghitung kerugian yang kita peroleh dari sisi finansial, semisal kita
mendapat pemasukan dari orang tua sebesar Rp1.000.000,00 untuk setiap bulanya yang
apabila kita kalikan satu tahun maka akan mencapai nominal Rp12.000.000,00. Jika
kita pergunakan jumlah tersebut hanya untuk kepentingan yang tidak ada
hubungannya dengan proses pendidikan yang kita jalani, maka kita akan sangat
merugi terlebih lagi kedua orang tua kita, karena mereka harus mengeluarkan
jumlah yang sama untuk tahun berikutnya tanpa mendapatkan hasil yang memuaskan
dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pergunakanlah pemasukan yang kita
miliki dengan sebijak mungkin agar tidak terjadi kerugian yang menimpa diri kita
sendiri dan orang tua.
Dan jika kendala
ini menyerang semangat kita untuk berkecimpung dalam dunia organisasi, maka
langkah yang bisa kita ambil yaitu dengan memprediksi kerugian yang kita
peroleh jika kita tidak mengikuti kegiatan keorganisasian. Tentu kita akan menggunakan ilmu yang kita dapat di
masyarakat kelak, apabila mental kita tidak terdidik dengan baik karena
kurangnya pengalaman organisasi yang kita miliki, maka kita tidak akan mampu
menyampaikan ilmu kita pada masyarakat secara maksimal diakibatkan rasa gugup
ketika mempresentasikan ilmu yang kita miliki.
Kita manusia
merupakan makhluk sosial, dimana kita akan hidup bermasyarakat. Ada masa dimana
kita ditempatkan dalam satu wadah yang terdiri dari beberapa jumlah orang
dengan pemikiran yang berbeda, dengan minimnya kemampuan organisasi yang kita miliki
maka kita tidak akan mampu bersosialisasi dengan baik. Dalam keadaan ini kita
hanya akan menjadi pengikut tanpa kemampuan untuk membangun dan memajukan.
Jika kita dapat
mebuat pemetaan waktu yang bijak dengan management yang tepat, diiringi
rasa tanggung jawab yang tinggi dalam menjalaninya, terbebas dari
hambatan-hambatan yang mengganggu proses pelaksanaannya, maka kita akan dapat
memperoleh nilai-nilai positif yang amat berguna bagi kehidupan kita kelak, baik
itu dari sisi akademik maupun organisasi. Dengan dua keterampilan tersebut kita
akan mampu melihat dunia ini lebih jelas, menjalani kehidupan ini dengan lebih
bersahaja dan mampu menaungi masyarakat di sekitar kita.
* Mahasiswa al-Azhar, Syari'ah Islamiyah Tingkat III
0 comments:
Post a Comment