Sunday, March 10, 2013

Konsolidasi Pendidikan dan Organisasi





Konsolidasi Pendidikan dan Organisasi
Oleh : Ahmad Ribhatullah*




Sedikit mengulas tragedi yang terjadi dikalangan pelajar Indonesia di Mesir, atau lebih akrab di telinga kita dengan sebutan MASISIR. Maka kita akan menemukan dua paradigma atau sudut pandang yang berbeda dalam prioritas akademik dan organisasi. Beranjak dari riset akan dua hal yang berbeda ini, maka saya sebagai penulis akan mencoba mengkajinya berdasarkan pandangan pribadi. Sebagian dari mereka terbuai dengan akademik lalu mengkesampingkan organisasi, begitu juga sebaliknya. Namun tidak sedikit pula yang berhasil memperoleh keduanya dalam tenggang waktu yang bersamaan. 

Pendidikan merupakan hal yang amat penting bagi kehidupan kita. Adapun pendidikan secara umum adalah suatu proses pembukaan jendela mata kita guna melihat, meraba dan menjalani kehidupan ini, sehingga penting halnya bagi kita untuk menjadi orang yang terdidik. Pendidikan bisa kita dapatkan dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan pengetahuan  yang tinggi kita bisa menghidupi diri kita sendiri dan membantu masyarakat yang berada disekitar kita. 

Tidak dapat dipungkiri, bahwasannya organisasi memegang peranan penting bagi ketangkasan seorang mahasiswa. Organisasi dapat membentuk mental kita guna dapat bersosialisasi lebih baik dengan masyarakat, membiasakan diri dalam melahirkan ide-ide cemerlang untuk mempertahankan eksistensi organisasi yang kita geluti, memperkokoh rasa tangung jawab dalam diri kita, mengajarkan kita menyatukan pendapat dari sekian banyaknya pemikiran yang berbeda, dan masih banyak lagi nilai-nilai yang bisa diperoleh apabila terjun ke dalam organisasi. 

Bukan hal yang luar biasa seorang mahasiswa dapat memperoleh nilai yang tinggi, karena fokus mereka tidak terbagi. Mereka memiliki banyak waktu untuk memahami pelajaran, mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, mengikuti pelajaran tambahan dengan mencari seseorang untuk dijadikan guru baginya, mengulang kembali materi yang dia dapatkan selepas mengikuti kelas di Kampus. 

Dan bukan hal yang bisa dibanggakan ketika seorang aktivis mampu membawa organisasinya pada titik kejayaan. Mendapatkan pengakuan dari khalayak banyak bahwa organisasi yang dia pegang bediri di atas organisasi-organisasi yang ada, namun disisi lain dia tidak dapat mem-pertanggung jawabkan nilai kuliahnya sendiri. 

Hal yang amat membanggakan dan bisa kita jadikan panutan, apabila seorang aktivis dapat  menjalankan organisasi yang dia geluti dengan baik dan memperoleh nilai akademis yang memuaskan. Mempermudah dirinya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari masyarakat dengan keluasan wawasan dan pengetahuan yang ia miliki, menjadi pondasi kuat bagi suatu badan dengan kemampuan organisasi yang dia miliki. 

Adapun hal yang kita perlukan untuk mewujudkan hasil maksimal dari keduanya adalah pemetaan waktu yang bijak. Namun seringkali kita menemukan beberapa kendala dalam pelaksanaannya, dan salah satu kendala yang amat populer dikalangan mahasiswa di Mesir (MASISIR) yaitu dengan hilangnya semangat juang sehingga menimbulkan rasa malas yang sulit ditangani. 

Jika kendala ini menyerang semangat kita dalam menjalani proses pendidikan, maka langkah pertama yang bisa diambil adalah dengan memperbaharui kembali niat kita, membawa pikiran kita pada masa lalu dimana kedua orang tua kita melepas untuk menuntut ilmu diiringi dengan air mata, menyodorkan harapan-harapan mereka agar kelak kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi diri kita (secara khusus) dan bagi orang lain (secara umum). Jangan biarkan orang tua kita meneteskkan air mata kekecewaan (yang mengalir akibat ke-tidak berhasilan kita dalam memenuhi harapan mereka) saat menyambut kita setelah sekian lama berpisah dengannya, akan tetapi teteskanlah air mata kebahagiaan dengan mengetahui bahwa kita sebagai anak telah mampu memenuhi harapan mereka dengan baik. 

Apabila langkah ini belum berhasil memecahkan kendala yang kita alami, maka kita bisa mengambil langkah kedua yaitu; dengan menghitung banyaknya kerugian yang kita dapat apabila kita terlalu lama terbujuk dengan rasa malas yang menimpa. Adapun caranya dengan mencoba menghitung kerugian yang kita peroleh dari sisi finansial, semisal kita mendapat pemasukan dari orang tua sebesar Rp1.000.000,00 untuk setiap bulanya yang apabila kita kalikan satu tahun maka akan mencapai nominal Rp12.000.000,00. Jika kita pergunakan jumlah tersebut hanya untuk kepentingan yang tidak ada hubungannya dengan proses pendidikan yang kita jalani, maka kita akan sangat merugi terlebih lagi kedua orang tua kita, karena mereka harus mengeluarkan jumlah yang sama untuk tahun berikutnya tanpa mendapatkan hasil yang memuaskan dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pergunakanlah pemasukan yang kita miliki dengan sebijak mungkin agar tidak terjadi kerugian yang menimpa diri kita sendiri dan orang tua. 

Dan jika kendala ini menyerang semangat kita untuk berkecimpung dalam dunia organisasi, maka langkah yang bisa kita ambil yaitu dengan memprediksi kerugian yang kita peroleh jika kita tidak mengikuti kegiatan keorganisasian. Tentu kita  akan menggunakan ilmu yang kita dapat di masyarakat kelak, apabila mental kita tidak terdidik dengan baik karena kurangnya pengalaman organisasi yang kita miliki, maka kita tidak akan mampu menyampaikan ilmu kita pada masyarakat secara maksimal diakibatkan rasa gugup ketika mempresentasikan ilmu yang kita miliki. 

Kita manusia merupakan makhluk sosial, dimana kita akan hidup bermasyarakat. Ada masa dimana kita ditempatkan dalam satu wadah yang terdiri dari beberapa jumlah orang dengan pemikiran yang berbeda, dengan minimnya kemampuan organisasi yang kita miliki maka kita tidak akan mampu bersosialisasi dengan baik. Dalam keadaan ini kita hanya akan menjadi pengikut tanpa kemampuan untuk membangun dan memajukan. 

Jika kita dapat mebuat pemetaan waktu yang bijak dengan management yang tepat, diiringi rasa tanggung jawab yang tinggi dalam menjalaninya, terbebas dari hambatan-hambatan yang mengganggu proses pelaksanaannya, maka kita akan dapat memperoleh nilai-nilai positif yang amat berguna bagi kehidupan kita kelak, baik itu dari sisi akademik maupun organisasi. Dengan dua keterampilan tersebut kita akan mampu melihat dunia ini lebih jelas, menjalani kehidupan ini dengan lebih bersahaja dan mampu menaungi masyarakat di sekitar kita.













* Mahasiswa al-Azhar, Syari'ah Islamiyah Tingkat III

0 comments:

Post a Comment