Belajar dari Seorang B.J Habibie "Sang Negarawan Sejati"
Oleh : Ade Reza Muhammad*
Pemilu PPMI yang telah berlalu
adalah sebuah pemilihan seorang pemimpin, dan
siapa yang tidak kenal dengan sebuah nama B.J Habibie mantan Presiden Indonesia,
seorang pemimpin yang luar biasa. Dan dikarenakan keluarbiasaannya, saya memilih B.J Habibie sebagai bahasan tokoh kali
ini.
Siapa pun para pemimpin negeri tak terkecuali elit politik, pejabat negara, anggota MPR/DPR juga yang masih hangat dibicarakan pemilu PPMI dan KMB sendiri. Permasalahannya adalah tak jauh dari siapa orang yang di calonkan, ditunjuk dan pantas menjadi seorang pemimpin.
Tak mudah menjadi pemimpin, sederet bahkan segunung
kemampuan diuji bagaimana penilaian dan pandangan masyarakat terhadap calon
pemimpin ikut menentukan. Wahai para pemimpin, maupun yang masih calon pemimpin,
belajarlah dari Sang Mantan Presiden RI B.J
Habibie, beliau merupakan sang negarawan sejati bangsa ini. Saat pundak
kekuasaan ia terima dari Presiden Soeharto sebagai pengganti Presiden transisi
yang kala itu di demonstrasi besar-besaran untuk turun dari jabatannya. B.J Habibie
sebagai Wakil Presiden menerima tanggung-jawab penuh sebagai Presiden Transisi dalam
mengatasi pergolakan politik Reformasi, Mei 1998 pasca turunnya Soeharto sebagai
Presiden.
Tampuk kekuasan yang di pegang oleh B.J Habibie saat itu sebagai Presiden menimbulkan pro dan kontra mulai dari kedekatannya dengan Presiden Soeharto, pidato pertanggung-jawabannya ditolak oleh MPR/DPR sampai lepasnya Timor-Timur. Walau bagaimana pun B.J Habibie-lah yang mengantarkan rakyat Indonesia pada Pemilu 1999.
B.J Habibie yang berjiwa besar tidak
memaksakan kehendaknya untuk menjadi calon presiden ataupun terpilih kembali
pada Pemilu 1999. Beliau juga tidak haus akan kekuasaannya menjadi pemimpin.
Apa yang di inginkan rakyat, suara rakyat itulah yang paling menentukan,
mengutamakan bangsa dan Negara itu adalah B.J Habibie, sosok yang tercatat dalam sejarah Indonesia dengan CN235
nya. B.J Habibie ikut memberikan selamat kepada Presiden yang menang pada
pemilu 1999 bahkan meskipun beliau lebih banyak tinggal di Jerman, namun beliau
tidak lupa akan Indonesia. Pada saat detik-detik proklamasi beliau selalu hadir
jika sedang berada di Indonesia, siapa pun Presiden RI yang sedang memimpin
Indonesia. Ya, Beliau memang memiliki jiwa besar yang begitu mempesona, murah
senyum, dan kepribadian hangat. Panutan yang ditunjukan B.J Habibie yang tidak
memaksakan kehendak menjadi Presiden itulah yang seharusnya ditiru oleh para
pemimpin, termasuk pemimpin KMB sendiri. Ketika rakyat tidak suka akan calon
pemimpin maka sadar diri untuk mundur dan berikan kesempatan pada yang lain. B.J
Habibie bukan hanya sebagai negarawan saja tapi juga 'Romeo dan Juliet' nya
Indonesia. Cinta kepada istrinya 'Ainun'.
Begitulah seharusnya seorang
pemimpin, dari tokoh B.J Habibie kita harus banyak mengambil pelajaran akan kebesaran
jiwanya dan pola pikirnya dalam memimpin, kita semua adalah calon pemimpin
bangsa kita yang telah diberi panutan dari nabi kita.
* Mahasiswa Al-Azhar, Ushuluddin
0 comments:
Post a Comment