Ibu
Oleh : Lilik Tutur Madona*
“Suksesnya
seseorang tidak luput dari seorang ibu. Makhluk Tuhan paling sexy yang diberikan
rahim untuk kita singgahi. Seseorang yang membuat kita gila, menjaga kita dari
rasa takut, mengajarkan kita kekuatan didalam kelembutan, kebijaksanaan didalam
kesabaran, dan kasih sayang tiada tara. Menghargai kita lebih dari apapun,
menerima kita apa adanya, atau seseorang
yang mencintai kita, melebihi kita mencintai diri.”
Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang
masa, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia.
Kita semua pasti mengetahui dan hafal lirik
lagu ini. Lagu diatas menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu yang tiada
hentinya tanpa mengharapkan apapun dari kita kecuali kebaikan. Yang berjuang
mati-matian mempertaruhkan nyawa demi
melahirkan putra putrinya dengan selamat. Yang membesarkan dan mendidik
kita dengan penuh kasih sayang. Curahan kasih sayang ibu sejuk membelai jiwa
kalbu, tertulis indah didalam dada, ketulusan mendidik kita semua. Seperti kata
pepatah ”kasih ibu sepanjang masa, kasih
sayang anak sepanjang galah”. Jasa
yang sangat besar hingga kita tidak dapat membalasnya dengan harta maupun benda,
hanya untaian do’a kepada Yang Maha Esa.
Dikala malam mencekam dan dikala siang menerawang, bayangan wajahnya tidak
kunjung hilang dari pelupuk mata dan fikiran, bagaimana mungkin kita lupa
kepada sosok perempuan yang satu ini, yang bisa menerima kita apa adanya.
Mendengarkan keluh kesah kehidupan yang sedang kita jalani tanpa ada kebosanan
bagaikan embun di pagi hari yang selalu menetap dalam hati. Selalu melindungi
dan memberikan petuah kepada kita agar terus belajar dengan tekun agar berguna
bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Sungguh durhaka sekali bagi seseorang yang sukses lalu
lupa dengan ibunya, karna faktanya kesuksesan seseorang dimulai dari seorang
ibu, mungkin selama ini kita belum menyadarinya. Banyak sekali contoh-contoh
perjuangan seorang ibu bagi kesuksesan anaknya, namun kadang kita temui
anak-anak yang tidak menyadari perjuangan seorang ibu, bahkan menghilangkan
perannya dalam kehidupan. Ada yang malu mempunyai ibu seorang pembantu, cacat fisik
atau malu mempunyai ibu yang biasa-biasa saja, padahal tidak ada yang bisa membandingkan
perannya dalam kehidupan. Satu orang ibu bisa mengurus dan menjaga sepuluh anak
sekaligus, tapi belum tentu sepuluh anak bisa mengurus dan menjaga satu orang ibu.
Analoginya seperti ibu jari, penulis ingin mengajak pembaca bermain. Coba
sekarang kita kepal kedua tangan kita lalu perhatikan apa yang terjadi.
Walaupun bentuknya pendek, buntet, gendut, berbeda dari jari yang lain, ibu
jari akan terlihat diluar apabila kita mengepalkan tangan untuk melindungi
jari-jari yang lain. Artinya, setinggi dan sesukses apapun seorang anak harus
tetap merunduk ketika berhadapan dengan seorang ibu. Karena begitu mulianya
posisi seorang ibu, maka pantas saja ada sebuah ungkapan mengatakan :
"Surga berada di bawah telapak kaki ibu". Pantas saja Allah SWT
menurunkan Firman tentang derajat ibu dan bapak (orang tua) yang ada dalam
kitab suci (QS. Luqman: 14).
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Banyak sekali orang-orang besar dan sukses dalam kehidupan dunia
dan akhirat, karna dia percaya akan kekuatan seorang ibu. kekuatan alami yang
langsung di berikan oleh Allah SWT. Pembaca pasti pernah mendengar nama Ahmad Syauqi,
sastrawan paling tersohor di dunia arab yang lahir di kota Kairo, beliau menulis
syair tentang peran seorang ibu dalam pendidikan.
“Seorang wanita (ibu) adalah lembaga pendidikan, yang jika
ia benar-benar mempersiapkan dirinya, berarti ia telah memepersiapkan
sebuah generasi yang benar-benar digdaya” (Ahmad Syauqi).
Lalu, sadarkah kita bahwa madrasah utama, guru terbaik, pendidik
pertama bagi seorang anak adalah seorang ibu, Ibu adalah lembaga pendidikan
pertama bagi setiap generasinya, bahkan pendidikan itu sudah terbina ketika
anak tersebut masih dalam kandungan. Dalam sejarah islam, orang-orang besar
lahir di bawah bimbingan bijak para ibu. Imam Bukhari menjadi ulama dan pakar
hadist yang sukses berkat besarnya perhatian ibunya terhadap pendidikannya. Keberhasilan
seorang anak tidak pernah lepas dari pendidikan yang diberikan oleh ibunya,
ibunya yang mengarahkannya, mengajarkannya, membimbingnya, mengiringi
perkembangannya, dari anak tersebut masih dalam kandungan, hingga anak itu
tumbuh dewasa. Bahkan ketika anaknya sudah dewasa pun, seorang Ibu akan terus
mendoakannya, menasihatinya, untuk selalu menjadi seorang yang baik, seorang
yang cerdas, seorang manusia yang senantiasa bermanfaat.
Penulis ingin mengajak meresapi arti kasih sayang seorang ibu,
bahkan seorang ibu berani berbohong hanya untuk kebaikan seorang anak. Mungkin pembaca pernah membaca atau mendengar
kisah Khalifah Umar Bin Khattab ketika berkeliling kota Madinah yang berniat
untuk memantau keadaan masyarakatnya ketika itu, atau bisa di bilang ketika
Khalifah Umar Bin Khattab belusukan sekitar kota Madinah dan bertemu dengan
seorang ibu yang sedang sibuk menyiapkan masakan untuk anaknya. Beliau berkata
: "Wahai ibu, apa yang sedang kau masak untuk anakmu?". Lalu ibu itu
berkata: "Aku sedang merebus batu, agar anakku berhenti dari tangisnya dan
mengetauhui ada sesuatu yang akan di makan". Ketika itu juga Khalifah Umar
Bin Khattab merasa berdosa dan langsung mengambil dan memikul sendiri sekarung
gandung dari gudang. Atau pembaca pernah menonton film korea yang berjudul
"Ibu" yang menceritakan kasih sayang seorang ibu kepada anknya yang
di vonis lumpuh seumur hidupnya. Masih banyak sekali kisah-kisah tentang arti
kasih sayang seorang ibu. Tapi dari dua kisah ini kita bisa menyimpulkan bahwa
seorang ibu tidak mau sedikitpun menyakiti hati seorang anak.
Pantas saja melalui sebuah riwayat, Rasulullah SAW menjawab
pertanyaan dari seseorang tentang urutan siapa saja orang yang harus di hormati
dan di muliakan di dunia ini, seperti uraian tanya jawab berikut ini:
Siapa saja orang yang paling berhak
aku patuhi ya Rasul?
Rasulullalh menjawab: "Ibumu"
Sudah itu siapa lagi ya Rasul? jawab
Rasulullah: "Ibumu"
Sudah itu siapa lagi ya Rasul? jawab
rasulullah: "Ibumu"
Sudah itu siapa lagi ya Rasul? jawab rasulullah:
"Bapakmu"
Dari uraian tanya jawab di atas, terlihat begitu tingginya derajat
dan kemuliaan seorang ibu, bahkan melebihi bapak, tapi bukan berarti mengesampingkan
peran seorang bapak. Terlihat dari urutan 1. ibu, 2. ibu, 3. ibu lagi dan bapak
di urutan nomor 4. Untuk itu, ini sebagai bahan evaluasi dan renungan untuk
kita bersama, termasuk bagi penulis, apakah kita sudah berbakti dan mengabdi
kepada ibu bapak kita? apakah kita sudah selalu mengirimkan doa kepada ibu
bapak kita, baik yang masih hidup, maupun ibu dan bapaknya yang sudah
meninggal?
Karena seperti hadist Rasulullah: "Ridha Allah tergantung
ridha kedua ibu bapak, dan murka Allah tergantung murka kedua ibu bapak. Dan
surga dibawah telapaK kaki ibu."
Apakah saat ini kita sudah dapat ridha ibu bapak kita, agar juga
bisa mendapat ridha Allah SWT?(Wallahualam bissawab)
karna menurut penulis, biasanya
orang-orang yang sukses dalam hidupnya, rata-rata mereka memuliakan dan
menghormati orang tuanya, terutama ibunya, ibunya, dan ibunya. Penulis juga
ingin mengatakan bahwa ibu rumah tangga adalah carrier tertinggi seorang
wanita.
Hujamkan mata menantang tata surya. Hentakkan
kaki menindas cakrawala.
Pengorbanan benar-benar nyata. Wujudkan dunia
berbingkaikan cita.
Kasih sayang, sempurna tanpa dusta. Lembut
sutra menjadi fana.
Kuat baja seakan tak bermakna. Jasa tiada tara
selalu terjaga.
* Mantan Gubernur KMB (2010-2011)
0 comments:
Post a Comment