Sunday, March 10, 2013

Ibu



Ibu
Oleh : Lilik Tutur Madona*



“Suksesnya seseorang tidak luput dari seorang ibu. Makhluk Tuhan paling sexy yang diberikan rahim untuk kita singgahi. Seseorang yang membuat kita gila, menjaga kita dari rasa takut, mengajarkan kita kekuatan didalam kelembutan, kebijaksanaan didalam kesabaran, dan kasih sayang tiada tara. Menghargai kita lebih dari apapun, menerima kita  apa adanya, atau seseorang yang mencintai kita, melebihi kita mencintai diri.”

Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia. 

Kita semua pasti mengetahui dan hafal lirik lagu ini. Lagu diatas menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu yang tiada hentinya tanpa mengharapkan apapun dari kita kecuali kebaikan. Yang berjuang mati-matian mempertaruhkan nyawa demi  melahirkan putra putrinya dengan selamat. Yang membesarkan dan mendidik kita dengan penuh kasih sayang. Curahan kasih sayang ibu sejuk membelai jiwa kalbu, tertulis indah didalam dada, ketulusan mendidik kita semua. Seperti kata pepatah ”kasih ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah”.  Jasa yang sangat besar hingga kita tidak dapat membalasnya dengan harta maupun benda, hanya untaian do’a kepada  Yang Maha Esa. Dikala malam mencekam dan dikala siang menerawang, bayangan wajahnya tidak kunjung hilang dari pelupuk mata dan fikiran, bagaimana mungkin kita lupa kepada sosok perempuan yang satu ini, yang bisa menerima kita apa adanya. Mendengarkan keluh kesah kehidupan yang sedang kita jalani tanpa ada kebosanan bagaikan embun di pagi hari yang selalu menetap dalam hati. Selalu melindungi dan memberikan petuah kepada kita agar terus belajar dengan tekun agar berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Sungguh durhaka sekali bagi seseorang yang sukses lalu lupa dengan ibunya, karna faktanya kesuksesan seseorang dimulai dari seorang ibu, mungkin selama ini kita belum menyadarinya. Banyak sekali contoh-contoh perjuangan seorang ibu bagi kesuksesan anaknya, namun kadang kita temui anak-anak yang tidak menyadari perjuangan seorang ibu, bahkan menghilangkan perannya dalam kehidupan. Ada yang malu mempunyai ibu seorang pembantu, cacat fisik atau malu mempunyai ibu yang biasa-biasa saja, padahal tidak ada yang bisa membandingkan perannya dalam kehidupan. Satu orang ibu bisa mengurus dan menjaga sepuluh anak sekaligus, tapi belum tentu sepuluh anak bisa mengurus dan menjaga satu orang ibu. Analoginya seperti ibu jari, penulis ingin mengajak pembaca bermain. Coba sekarang kita kepal kedua tangan kita lalu perhatikan apa yang terjadi. Walaupun bentuknya pendek, buntet, gendut, berbeda dari jari yang lain, ibu jari akan terlihat diluar apabila kita mengepalkan tangan untuk melindungi jari-jari yang lain. Artinya, setinggi dan sesukses apapun seorang anak harus tetap merunduk ketika berhadapan dengan seorang ibu. Karena begitu mulianya posisi seorang ibu, maka pantas saja ada sebuah ungkapan mengatakan : "Surga berada di bawah telapak kaki ibu". Pantas saja Allah SWT menurunkan Firman tentang derajat ibu dan bapak (orang tua) yang ada dalam kitab suci (QS. Luqman: 14).

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.  

Banyak sekali orang-orang besar dan sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat, karna dia percaya akan kekuatan seorang ibu. kekuatan alami yang langsung di berikan oleh Allah SWT. Pembaca pasti pernah mendengar nama Ahmad Syauqi, sastrawan paling tersohor di dunia arab yang lahir di kota Kairo, beliau menulis syair tentang peran seorang ibu dalam pendidikan.

“Seorang wanita (ibu)  adalah lembaga pendidikan, yang jika ia benar-benar mempersiapkan dirinya, berarti  ia telah memepersiapkan sebuah generasi  yang benar-benar digdaya” (Ahmad Syauqi). 

Lalu, sadarkah kita bahwa madrasah utama, guru terbaik, pendidik pertama bagi seorang anak adalah seorang ibu, Ibu adalah lembaga pendidikan pertama bagi setiap generasinya, bahkan pendidikan itu sudah terbina ketika anak tersebut masih dalam kandungan. Dalam sejarah islam, orang-orang besar lahir di bawah bimbingan bijak para ibu. Imam Bukhari menjadi ulama dan pakar hadist yang sukses berkat besarnya perhatian ibunya terhadap pendidikannya. Keberhasilan seorang anak tidak pernah lepas dari pendidikan yang diberikan oleh ibunya, ibunya yang mengarahkannya, mengajarkannya, membimbingnya, mengiringi perkembangannya, dari anak tersebut masih dalam kandungan, hingga anak itu tumbuh dewasa. Bahkan ketika anaknya sudah dewasa pun, seorang Ibu akan terus mendoakannya, menasihatinya, untuk selalu menjadi seorang yang baik, seorang yang cerdas, seorang  manusia yang senantiasa bermanfaat.
Penulis ingin mengajak meresapi arti kasih sayang seorang ibu, bahkan seorang ibu berani berbohong hanya untuk kebaikan seorang anak.  Mungkin pembaca pernah membaca atau mendengar kisah Khalifah Umar Bin Khattab ketika berkeliling kota Madinah yang berniat untuk memantau keadaan masyarakatnya ketika itu, atau bisa di bilang ketika Khalifah Umar Bin Khattab belusukan sekitar kota Madinah dan bertemu dengan seorang ibu yang sedang sibuk menyiapkan masakan untuk anaknya. Beliau berkata : "Wahai ibu, apa yang sedang kau masak untuk anakmu?". Lalu ibu itu berkata: "Aku sedang merebus batu, agar anakku berhenti dari tangisnya dan mengetauhui ada sesuatu yang akan di makan". Ketika itu juga Khalifah Umar Bin Khattab merasa berdosa dan langsung mengambil dan memikul sendiri sekarung gandung dari gudang. Atau pembaca pernah menonton film korea yang berjudul "Ibu" yang menceritakan kasih sayang seorang ibu kepada anknya yang di vonis lumpuh seumur hidupnya. Masih banyak sekali kisah-kisah tentang arti kasih sayang seorang ibu. Tapi dari dua kisah ini kita bisa menyimpulkan bahwa seorang ibu tidak mau sedikitpun menyakiti hati seorang anak.

Pantas saja melalui sebuah riwayat, Rasulullah SAW menjawab pertanyaan dari seseorang tentang urutan siapa saja orang yang harus di hormati dan di muliakan di dunia ini, seperti uraian tanya jawab berikut ini:
Siapa saja orang yang paling berhak aku patuhi ya Rasul?
Rasulullalh menjawab: "Ibumu"
Sudah itu siapa lagi ya Rasul? jawab Rasulullah: "Ibumu"
Sudah itu siapa lagi ya Rasul? jawab rasulullah: "Ibumu"
Sudah itu siapa lagi ya Rasul? jawab rasulullah: "Bapakmu"

Dari uraian tanya jawab di atas, terlihat begitu tingginya derajat dan kemuliaan seorang ibu, bahkan melebihi bapak, tapi bukan berarti mengesampingkan peran seorang bapak. Terlihat dari urutan 1. ibu, 2. ibu, 3. ibu lagi dan bapak di urutan nomor 4. Untuk itu, ini sebagai bahan evaluasi dan renungan untuk kita bersama, termasuk bagi penulis, apakah kita sudah berbakti dan mengabdi kepada ibu bapak kita? apakah kita sudah selalu mengirimkan doa kepada ibu bapak kita, baik yang masih hidup, maupun ibu dan bapaknya yang sudah meninggal?

Karena seperti hadist Rasulullah: "Ridha Allah tergantung ridha kedua ibu bapak, dan murka Allah tergantung murka kedua ibu bapak. Dan surga dibawah telapaK kaki ibu."

Apakah saat ini kita sudah dapat ridha ibu bapak kita, agar juga bisa mendapat ridha Allah SWT?(Wallahualam bissawab)

karna menurut penulis, biasanya orang-orang yang sukses dalam hidupnya, rata-rata mereka memuliakan dan menghormati orang tuanya, terutama ibunya, ibunya, dan ibunya. Penulis juga ingin mengatakan bahwa ibu rumah tangga adalah carrier tertinggi seorang wanita.
Hujamkan mata menantang tata surya. Hentakkan kaki menindas cakrawala.
Pengorbanan benar-benar nyata. Wujudkan dunia berbingkaikan cita.
Kasih sayang, sempurna tanpa dusta. Lembut sutra menjadi fana.
Kuat baja seakan tak bermakna. Jasa tiada tara selalu terjaga.











 * Mantan Gubernur KMB (2010-2011)


0 comments:

Post a Comment